Powered By Blogger

Jumat, 04 Desember 2009

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

A. Pengertian

Penyakit Dengue Haemorrhagie Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus dengue dengan masa inkubasi selama 4 – 6 hari (Suroso, 2000).

Vaksin untuk mencegah penyakit DBD hingga kini belum tersedia, karena itu upaya pencegahan penyakit ini hanya ditempuh dengan memberantas nyamuk penularnya. Pemberantasan nyamuk dengan sasaran nyamuk dewasa (adult control) dilakukan melalui penyemprotan racun serangga. Sedangkan pemberantasan jentik (larva control) dikenal dengan istilah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara :

1. Fisik : Cara ini dikenal dengan kegiatan 3 M (Menguras, Menutup dan Mengubur) yaitu menguras bak mandi, bak WC, menutup tempat penampungan air seperti tempayan, drum dan lain–lain, serta mengubur atau menyingkirkan barang bekas seperti kaleng bekas, dan ban bekas. Pengurasan Tempat Penampungan Air (TPA) perlu dilakukan secara teratur sekurang–kurangnya seminggu sekali.

2. Biologi : misalnya memelihara ikan pemakan jentik (ikan kepala timah).

3. Kimia : Cara pemberantasan jentik aedes aegypti dengan menggunakan racun pembasmi jentik (larvasida), kegiatan ini dikenal dengan istilah abatisasi. (Depkes, 1992).

Nyamuk aedes aegypti merupakan nyamuk domestik dan tersebar luas di rumah–rumah penduduk, sekolah dan tempat–tempat umum di Indonesia. Penyebaran nyamuk ini banyak ditemukan pusat–pusat pemukiman yang padat penduduknya seperti kota dan pelabuhan, namun dengan semakin lancarnya hubungan transportasi darat, laut dan udara memungkinkan penyebarannya sampai ke desa–desa. (Depkes, 1995).

Tempat perindukan nyamuk aedes aegypti adalah genangan air yang tertampung di wadah atau biasa disebut kontainer, dan bukan pada genangan air yang langsung berhubungan dengan tanah. Kontainer tempat perindukan ini dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Tempat penampungan air (TPA), yaitu tempat untuk menampung air guna keperluan sehari–hari seperti tempayan, bak mandi, bak WC, ember, dan lain–lain.

2. Bukan TPA, seperti tempat minum hewan peliharaan, barang–barang bekas (ban bekas, kaleng bekas, botol, pecahan piring/gelas), vas bunga, dll.

3. Tempat penampungan air alami (natural/alamiah) misalnya tempurung kelapa, lubang di pohon, pelepah daun, lubang batu, potongan bambu, kulit kerang dll. Kontainer ini pada umumnya ditemukan diluar rumah.

Nyamuk aedes aegypti dewasa menggigit lebih banyak pada siang hari, antara pukul 08.00–12.00 dan pukul 15.00–17.00. Sangat menyukai darah manusia dan biasa menggigit beberapa kali, keadaan ini sangat membantu nyamuk aedes aegypti dalam memindahkan virus dengue ke beberapa orang sekaligus. Tempat yang disenangi nyamuk untuk beristirahat selama menunggu waktu pematangan telur adalah tempat–tempat yang gelap, lembab dan sedikit dingin. (Depkes, 1995).


B. Perkembangan Nyamuk Aedes Aegypti

Aedes Aegypti dalam siklus hidupnya mengalami perubahan bentuk (metamorphos) sempurna yaitu dari telur, jentik (larva), kepompong (pupa) lalu menjadi nyamuk dewasa.

Kontak pertama dengan air mepakan rangsangan bagi nyamuk untuk meletakkan telurnya. Biasanya telur diletakkan pada dinding bagian dalam kontainer di permukaan air. Jumlah telur nyamuk aedes aegypti untuk sekali bertelur dapat mencapai 300 butir dengan ukuran ± 5 mm berwarna hitam/gelap.

Selanjutnya telur menetas menjadi jentik dan mengalami 4 tingkatan atau stadium. Bentuk jentik antar stadium disebut instar. Waktu pertumbuhan dari masing-masing stadium adalah sebagai berikut :

Stadium I : 1 hari

Stadium II : 1 – 2 hari

Stadium III : 2 hari

Stadium IV : 2 – 3 hari.

Jentik aedes aegypti dalam air dapat dikenali dengan ciri–ciri antara lain : berukuran 0,5–1 cm dan selalu bergerak aktif dalam air. Gerakan berulang–ulang dari bawah keatas permukaan air dimaksudkan untuk bernapas. Pada waktu istirahat, posisinya hampir tegak lurus dengan permukaan air. (Depkes, 1995).

Jentik berkembang menjadi pupa. Pada tingkat pupa ini tidak memerlukan makan, tetapi perlu udara. Waktu pertumbuhan menjadi nyamuk adalah 1–2 hari. Pada umumnya nyamuk jantan menetas lebih dahulu dari nyamuk betina. Lalu pupa berkembang menjadi nyamuk dewasa dan tidak lagi hidup dalam air. (Depkes, 1995).


C. Survey Aedes Aegypti

1. Survei Nyamuk Dewasa

Survei nyamuk dewasa dilakukan dengan penangkapan nyamuk menggunakan umpan orang didalam rumah atau diluar rumah selama 20 menit/rumah serta penangkapan nyamuk yang hingggap didalam rumah yang sama. Penangkapan nyamuk dilakukan dengan menggunakan aspirator. Dari survei nyamuk dewasa ini akan dapat diketahui densitas vektor dengan mencermati angka index nyamuk dewasa, yaitu biting/landing rate dan resting per rumah.

2. Survei Jentik

Ada dua metode survei jentik yaitu :

a) Cara jentik tunggal (single larva method).

Survei ini dilakukan dengan mengambil jentik disetiap tempat genangan air, untuk selanjutnya dilakukan identifikasi jenis jentik tersebut.

b) Cara Visual.

Survei ini cukup dilakukan dengan melihat ada tidaknya jentik disetiap genangan air tanpa melakukan pengambilan jentik. Dalam program pemberantasan penyakit DBD, survei jentik yang biasa dilakukan adalah cara visual dan ukuran yang dipakai sebagai indikator adalah House Index, Container Index, dan Breteau Index.

1) House Index adalah jumlah rumah dimana ditemukan sarang aedes aegypti disuatu daerah.

2) Container Index adalah container yang menjadi sarang aedes aegypti di suatu daerah .

3) Breteau Index adalah jumlah rumah dengan jentik aedes aegypti per 100 rumah di suatu daerah. (Rezeki, 2001).

Langkah-langkah survey jentik meliputi :

1. Semua tempat atau bejana yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya jentik.

2. Untuk memeriksa tempat penampungan air, yang berukuran besar seperti bak mandi, tempayan, drum, ataupun bak penampungan air lainnya, maka diperlukan pengamatan selama 1-2 menit untuk memastikan bahwa ada atau tidak ada jentik.

3. Untuk memeriksa tempat perkembangbiakan kecil seperti vas bunga/pot tanaman air, botol yang airnya keruh, seringkali airnya dipindahkan ke tempat lain.

4. Untuk memeriksa jentik ditempat yang agak gelap atau airnya keruh digunakan senter. (Depkes, 1992).


D. Tempat Penampungan Air (TPA)

1. Jenis Tempat Penampungan Air

Beberapa jenis tempat penampungan air (TPA) yang digunakan sehari–hari adalah tempayan, drum, ember plastik dan sebagainya yang kesemuanya terdiri dari bahan yang berbeda. Perbedaan bahan penampungan air juga akan menyebabkan perbedaan permukaan dinding tempat penampungan air. Tempat penampungan air dengan permukaan kasar sangat disenangi nyamuk untuk meletakkan telurnya. (Depkes, 1992).

2. Tempat Perindukan Nyamuk

Perindukan nyamuk dapat dibedakan menjadi 2 kelompok utama yakni :

a. Perindukan alamiah, yakni perindukan nyamuk pada tempat-tempat alami, seperti danau, rawa, ketiak daun, tempurung kelapa, lubang bambu, ataupun pada pelepah daun.

b. Perindukan non alamiah, yakni perindukan nyamuk pada tempat penampungan air bersih manusia seperti bak air, ember, maupun tempat-tempat penampungan air lainnya yang ada disekitar pemukiman penduduk. (Suroso, 2000).

3. Kebiasaan Menutup Tempat Penampungan Air

Kebiasaan menutup tempat penampungan air berkaitan dengan peluang nyamuk aedes aegypti untuk hinggap dan menempatkan telur–telurnya. Pada TPA yang selalu ditutup rapat, peluang nyamuk untuk bertelur menjadi sangat kecil sehingga mempengaruhi keberadaannya di TPA tersebut. (Depkes, 1992).

4. Frekuensi Menguras Tempat Penampungan Air

Tempat penampungan air yang selalu dikuras dengan teratur setiap minggu akan menyebabkan kelangsungan hidup nyamuk dengan siklus hidup yang berlangsung sekitar seminggu menjadi terganggu. (Depkes, 1995).


(dari berbagai sumber}

2 komentar:

  1. Teruma kasih udin yg namanya mirip nama mantanku, materinya sangat membantu

    BalasHapus
  2. Ada Obat Herbal Alami yang aman & efektif. Untuk Panggilan Cure Total +2349010754824, atau email dia drrealakhigbe@gmail.com Untuk Janji dengan (Dr.) AKHIGBE hubungi dia. Pengobatan dengan Obat Herbal Alami. Untuk: Demam Berdarah, Malaria. Menstruasi yang Nyeri atau Tidak Teratur. HIV / Aids. Penderita diabetes. Infeksi vagina. Keputihan Vagina. Gatal Dari Bagian Pribadi. Infeksi payudara. Debit dari Payudara. Nyeri & Gatal pada Payudara. Nyeri perut bagian bawah. Tidak Ada Periode atau Periode Tiba-tiba Berhenti. Masalah Seksual Wanita. Penyakit Kronis Tekanan Darah Tinggi. Rasa sakit saat berhubungan seks di dalam Pelvis. Nyeri saat buang air kecil. Penyakit Radang Panggul, (PID). Menetes Sperma dari Vagina Serta Untuk jumlah sperma rendah. Penyakit Parkinson. Lupus. Kanker. TBC Jumlah sperma nol. Bakteri Diare.Herpatitis A&B, Rabies. Asma. Ejakulasi cepat. Batu empedu, Ejakulasi Dini. Herpes. Nyeri sendi. Pukulan. Ereksi yang lemah. Erysipelas, Tiroid, Debit dari Penis. HPV. Hepatitis A dan B. STD. Staphylococcus + Gonorrhea + Sifilis. Penyakit jantung. Pile-Hemorrhoid. Rematik, tiroid, Autisme, pembesaran Penis, Pinggang & Nyeri Punggung. Infertilitas Pria dan Infertilitas Wanita. Dll. Ambil Tindakan Sekarang. hubungi dia & Pesan untuk Pengobatan Herbal Alami Anda: +2349010754824 dan kirimkan email ke drrealakhigbe@gmail.com Catatan Untuk Pengangkatan dengan (Dr.) AKHIGBE. Saya menderita kanker selama setahun dan tiga bulan meninggal karena sakit dan penuh patah hati. Suatu hari saya mencari melalui internet dan saya menemukan kesaksian penyembuhan herpes oleh dokter Akhigbe. Jadi saya menghubungi dia untuk mencoba keberuntungan saya, kami berbicara dan dia mengirim saya obat melalui jasa kurir dan dengan instruksi tentang bagaimana meminumnya. Untuk kejutan terbesar saya minum obat herbal dalam waktu tiga minggu saya mendapat perubahan dan saya sembuh total . Saya tidak benar-benar tahu bagaimana itu terjadi tetapi ada kekuatan dalam pengobatan herbal Dr Akhigbe. Dia adalah dokter jamu yang baik.

    BalasHapus